menuj Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 87-90 - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 87-90


Nadham 87

 فَحَاسِبِ النَّفْسِ وَقِلَّ الاَمَلاَ - فَرُبَّ مَنْ جَدَّ لأِمْـرٍ وَصَلاَ

Terjemah Aceh :

- Maka intropeksi oleh mu akan diri sendiri, dan kurangi oleh mu akan angan-angan, maka alangkah banyak siman yang bersungguh-sungguh bagi suatu urusan yang sampai ianya man.

Terjemah Umum : 

- Maka intropeksilah dirimu dan sedikitkan angan-angan, maka alangkah banyak orang yang bersunggug-sungguh bagi suatu perkara dan ia mendapatkannya.

Penjelasan : 

- Apabila seseorang telah mengetahui bahwa ada malaikat yang mencatat segala amalan-amalannya, maka haruslah ia mengintropeksi diri sendiri pada tiap pagi atas apa yang telah ia kerjakan pada waktu malam dan pada waktu sore atas apa yang telah ia lakukan pada waktu hari, maka jika amalan ia itu baik haruslah ia mengucapkan puji kepada Allah, begitu juga sebaliknya jika ia memperdapat bahwa amalan yang ia lakukan itu tidak baik maka haruslah ia meminta ampuna kepada Allah.

Kemudian sedikitkanlah angan angan yang tidak ada manfaat, seperti mengharap panjang umur dan bertambah kekayaan, karena itu adalah hal yang tercela, kecuali bagi ulama yang mengqasad oleh mereka dengan panjang umur untuk memberi manfaat kepada orang muslimin lainnya.

Maka alangkah banyak orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari sesuatu atas dasar taufiq dari Allah, ia telah sukses atas taqdir Allah dalam Azali.

Nadham 88

وَ وَاجِبٌ اِيْـمَانُنَا بِالْمَـوْتِ - وَ يَقْبِضُ الرُّوْحَ رَسُوْلُ الْمَوْتِ

Terjemah Aceh :

- Dan bermula beriman kita dengan kematian dan mencabut akan ruh oleh malaikat utusan kematian itu wajib ianya beriman.

Terjemah Umum :

- Wajib kita membenarkan adanya kematian dan mencabut ruh oleh malaikat.

Penjelasan :

- Kita Ahli Sunnah Waljama'ah wajib untuk membenarkan tentang adanya kematian, dan ruh kita akan dicabut oleh malaikat pencabut nyawa.

Tentang dalil bahwa ruh kita akan dicabut oleh malaikat utusan Allah, sebenarnya tidak perlu lagi, karena hal itu adalah realita yang bisa disaksikan dengan seksama.

Namun demikian, dalilnya tetap ada dalam Al-Qur'an, Surah Ali Imran, ayat 185 :

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ 

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian" (Q.S. Ali Imeayat 185)

Nadham 89

وَ مَيِّتٌ بِعُمْرِهِ مَنْ يُقْتَلُ - وَ غَيْرُ هَذَا بَاطِلُ لاَ يُقْبَلُ

Terjemah Aceh :

- Dan bermula siman yang dibunuh akannya man itu yang mati ia man dengan sebab usianya man - dan bermula selain ini (pendapat) itu bathil lagi tidak diterimakan akannya pendapat.

Terjemah Umum :

- Orang yang dibunuh itu mati karena sampai ajalnya, dan pendapat lain adalah bathil tidak bisa diterima:

Penjelasan :

- Setiap manusia yang mengerjakan sesuatu hingga dapat menghilangkan nyawanya, maka ketahuilah ia meninggal bukan karena amalnya itu, melainkan karena ajalnya sudah tiba, Allah subhana wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an, surah Al-A'raf, ayat 34 :

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Surah Al-A'raf, ayat 34)

Nadham 90

وَفِى فَنَا النَّفْسِ لَدَى النَّفْخِ اخْتُلِفْ - وَسْتَظْهَرَ السُّبْكِىَ بَقَاهَا اللَّذْ عُرِفْ

Terjemah Aceh :

- Dan pada musnah ruh ketika ditiup sangkakala diperselisihkankan (akannya masalah musnah ruh), dan memperjelas oleh Imam Al-Subki akan kekalnya (ruh) alladzi yang dimaklumkan akannya allazi.

Terjemah Umum :

- Tentang musnah ruh diketika ditiup sangkakala itu terjadi perbedaan ulama, Imam Subki berpendapat kekalnya ruh. 

Penjelasan :

- Dan tentang musnahnya ruh sesudah malaikat Israfil meniup sangkakala pada tiupan yang pertama ini terjadi khilaf, ada yang mengatakan ruh itu fana (musnah) dan ada yang mengatakan tidak fana. 

Imam Subki memilih pendapat yang menyatakan bahwa ruh itu kekal sebagaimana yang telah dicantumkan didalam kitabnya yang bernama Darun Nadhim. 

Baca sebelumya : Nadham 81-86

Baca lanjutanya : Nadham

Post a Comment for "Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 87-90"