menuj Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 101-105 - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 101-105


Nadham 101

فَالسَّيِّـئَاتُ عَنْدَهُمْ بِالْمِثْلِ - وَالْحَسَنَاتُ ضُوْعِفَتْ بِالْفَضْلِ

Terjemah Aceh :

- Dan bermula segala keburukan disisi mereka (Ahli Sunnah Waljama’ah) itu dengan seumpanya, Dan bermula segala kebajikan itu dilipat gandakan akannya kebajikan dengan karunia.

Terjemah Umum :

- Segala keburukan akan dibalas dengan seumpanya, sedangkan kebaikan akan dibalas dengan berlipat ganda, atas karunia Allah.

Penjelasan :

Pembalasan Allah bagi pelaku kejahatan adalah sesuai dengan banyaknya dan sedikitnya kejahatan tersebut, artinya satu kejahatan yang dikerjakan akan mendapatkan satu balasan, berbeda dengan kebaikan, barang siapa yang melakukan satu kebaikan maka akan dibalas dengan sepuluh, tujuh puluh, hingga tidak ada batasan seperti pahala shabar. Dan pembalasan yang seperti ini adalah karunia dari Allah, bukan suatu hal yang wajib pada Allah. 

Nadham 102

وَبِاجْتِنَابٍ لِلْكَبَائِرْ تُـغْفَرُ - صَغَائِرٌ وَ جَا الْوُضُوْ يُكَفِّرُ

Terjemah Aceh :

- Dan dengan menjauhi dosa-dosa besar terampunilah dosa-dosa kecil dan datanglah (hadist tentang) “bermula wudhu’ itu menghapus dosa ianya wudhu’)".

Terjemah Umum :

- Dengan sebab menjahui dosa-dosa besar, maka akan terampuni dosa-dosa kecil, telah datang dalam hadist "wudhu' dapat menghapus dosa"

Penjelasan :

Dengan sebab kita menjahui segala perbuatan dosa besar maka dosa-dosa kecil pun akan terhapuskan, sebagaimana yang tertera didalam satu hadits "wudhu' dapat menghapus dosa" maksud hadist ini adalah wudhu' dapat menghapus dosa-dosa kecil.

Nadham 103

وَالْيَوْمُ اْلآخِرِ ثُمَّ هَوْلُ الْموْقِفِ - حَقٌّ فَخُفِّفْ يَارَحِيْمُ وَاسْعَفِ

Terjemah Aceh :

- Dan bermula hari akhir, kemudian kesengsaraan tempat berdiri (di bawah terik matahari yang sangat dekat) itu pasti. Maka Ringankan oleh-Mu wahai yang maha pengasih dan bantu oleh-Mu.

Terjemah Umum :

- Hari akhirat dan haru hara padang mahsyar adalah pasti, maka ringankanlah dan bantulah wahai yang maha kasih sayang. 

Penjelasan :

Hari akhirat adalah hari pengumpulan lautan manusia yang dahulu dan yang terakhir, mulai dari umat Nabi Adam hingga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, untuk mendapat pembalasan dari amal mereka masing-masing selama berada di dunia. 

Kemudian haru hara mauqif (padang mahsyar) yang sangat lama, bahkan menurut satu pendapat sampai seribu tahun lamanya, seperti yang tersebut dalam ayat sajadah, dan berbeda kondisi manusia disana, karena tergantung kepada amalan manusia masing-masing, ada yang lamanya cuma kadar dua rakaat shalat dan ada yang tidak pernah melihatnya, dan semua kejadian pada hari akhirat itu sudah pasti. 

Oleh karena itu kita selaku hamba Allah yang banyak dosa senantiasa kita mohon bantuan kepada Allah yang maha pengasih dan maha penyayang untuk meringankan dan melepaskan azab yang akan menyapa kita di hari kiamat, nauzubillah. 

Nadham 104

وَوَاجِبٌ اَخْذ الْعِبَادِ الصُّحُفَا - كَمَا مِنَ الْقُـرْآنِ نَـصَّا عُرِفَا

Terjemah Aceh :

- Dan bermula Pengambilan hamba akan buku catatan itu wajib, sebagaimana barang yang diketahuikan akannya barang dari Al-Quran nisbah Nash. 

Terjemah Umum :

- Mengambil buku catatan bagi hamba adalah wajib, sebagaimana nash yang telah ada dalam Al-Qur’an. 

Penjelasan :

Pada setiap hamba di hari akhirat akan diberikan catatan amal mereka masing-masing yang ditulis oleh malaikat semasa di dunia, catatan amal tersebut akan diterbangkan dari bawah arasy untuk mencari pemiliknya masing-masing dalam padang mahsyar yang penuh dengan lautan manusia dan suratan amal itu tidak pernah salah ketika sampai pada pemiliknya. 

Orang mukmin akan mengambilnya dengan tangan kanan, orang pertama yang akan mengambil dengan tangan kanan adalah saidina Umar bin Khatab radhiallahu 'anhu kemudian Abdullah bin Abdul Asad. Sedangkan orang kafir akan mengambilnya dengan tangan kiri dan yang pertama sekali mengambil dengan tangan kiri adalah saudara Asad yaitu Aswad bin Abdul Asad, karena dia orang pertama ia adalah orang pertama yang ingin membunuh Nabi ketika perang Badar. 

Catatan amal tersebut adalah hal yang pasti sebagaimana dalil yang telah tersebut dalam Al-Qur’an, surah Al-Isra, ayat 13 :

وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا

"Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka". 

Nadham 105

وَمِثْلُ هَذَا الْوَزْنُ وَالْـمِزَانُ - فَتُـوْزَنُ الْكُتُبُ اَوِ اْلاَعْـيَانُ

Terjemah Aceh :

- Dan bermula seumpama ini (ambil catatan amal) itu wazan (menimbang amal) dan mizan (timbangan), Maka ditimbangkan akan segala catatan amal atau akan segala ain hamba.

Terjemah Umum :

- Hal yang sama dengan catatan amal adalah wazan dan mizan, maka akan ditimbkan segala catatan amal atau diri hamba. 

Penjelasan :

Manusia di akhirat akan ditimbangkan segala perbuatan yang dikerjakan selama hidup di dunia dengan sebuah timbangan, sama seperti berlaku dengan mengambil catatan amal dengan timbangan yang satu, dan tempatnya lebih luas daripada langit dan bumi. 

Para ulama berbeda pendapat mengenai perkara yang akan ditimbang, ada yang mengatakan catatan amal hamba, dan ada yang berpendapat yang akan ditimbang ada diri hamba. 

Baca sebelumnya : Nadham 96-100

Baca sesudahnya : Nadham 106-110

Post a Comment for "Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 101-105"