Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 96-100
Nadham 96
سُـؤَلُنَا ثُمَّ عَـذَابُ الْقَـبْ - نَعِيْمَهُ وَاجِبٌ كَبَعْثِ الْحَشَرِ
Terjemah Aceh :
- Bermula ditanyai kita kemudian azab kubur dan nikmatnya kubur itu wajib sama seperti kebangkitan padang mahsyar.
Terjemah Umum :
- Pertanyaan di kubur, azab kubur dan nikmat kubur adalah wajib kita imani, seperti kebangkitan di padang mahsyar.
Penjelasan :
Kita wajib beritiqad bahwa Malaikat Mungkar dan Nakir akan bertanya kepada kita nanti di alam kubur, kemudian kita juga wajib meyakin tentang adanya nikmat kubur dan azab kubur, serta dikumpulkan kita nanti di padang Mahsyar.
Nadham 97-98
وَقُلْ يُعَادُ الْجِسْمُ بِالتَّحْقِيْقِ - عَنْ عَدَمٍ وَ قِيْلَ عَنْ تَفْرِيْقٍ
مَحْضَيْنِ لَكِنْ ذَا الْخِلاَفَ خُصَّا - بِاْلأَنْبِـيَا وَمَنْ عَلَيْهِمْ نُصَّـا
Terjemah Aceh :
1. Dan Yakinkan olehmu dikembalikan akan tubuh dengan secara pasti dari tiada, dan dikatakan orang dari kehancuran
2 Yang bersih keduanya (keduanya tiada dan kehancuran), akan tetapi bermula ini khilaf itu dikhususkan (akan ini khilaf) dengan para Nabi dan siman yang di nashkan diatas mereka itu.
Terjemah Umum :
1. Yakinkanlah bahwa tubuh pasti akan dikembalikan dari tiada sama sekali dan dikatakan orang dari kehancuran.
2. Yang bersih keduanya. Tetapi khilaf ini hanya berlaku pada para Nabi dan orang-orang yang telah dinashkan.
Penjelasan :
1. Kita wajib meyakini bahwa tubuh kita akan dikembalikan lagi nanti di akhirat seperti semula, namun ada pendapat mengatakan bahwa tubuh kita akan dikembalikan setelah mengalami fase kehancuran.
2. Tubuh kita nanti akan dikembalikan secara mahdhah (mahdhah adam dan mahdhah tafriq) maksud mahdhah adam adalah jasad yang dikembalikan nanti di akhirat tidak serupa dengan satu juzuk pun, maka tubuh utuh bagaikan semula, karena tubuh kita nanti di akhirat akan diciptakan dalam bentuk yang lain yang tidak serupa dengan bentuk sekarang.
Sedangkan mahdhah tafriq adalah tubuh kita nanti di akhirat dalam keadaan terpisah-pisah, tidak sama dengan tubuh kita yang ada di dunia.
Kemudian khilaf ini hanya khusus pada para nabi, dan orang-orang yang sudah ada nash dalam hadist, yaitu aulia, syuhada, ulama yang amilin, muazzin yang sukarela, orang yang selalu membaca Al Qur'an, jasad mereka tidak busuk tanah, itulah kesepakatan para ulama.
Nadham 99
وَفِى اِعَادَةِ الْعَرْضِ قَـوْلاَنِ - وَرُجِّحَتْ اِعَادَةُ الاَعْـيَانِ
Terjemah Aceh :
- Dan tsabit pada pengembalian sifat-sifat itu dua pendapat. Dan dikuatkan akan (pendapat) “dikembalikan ain (sifat-sifat semula) ".
Terjemah Umum :
- Tentang pengembalian sifat ada dua pendapat, yang kuat adalah dikembalikan ain.
Penjelasan :
Pada Nadham sebelumnya, telah terjadi khilaf tentang pengembalian jasad, dan pada pengembalian sifat seperti putih, hitam, pintar, panjang, pendek dan lain sebagainya, ini juga terjadi khilaf.
Pendapat pertama mengatakan bahwa semua sifat kita akan dikembalikan, juga akan dikembalikan perbuatan tha'at dan maksiat yang pernah kita lakukan. Inilah pendapat yang kuat.
Pendapat yang kedua adalah menurut sebagian ashhab, sifat kita nanti di akhirat tidak lagi seperti sifat kita di dunia, maka dari itu sifat-sifat kita tidak akan dikembalikan lagi nanti di akhirat.
Nadham 100
وَفِى الزَّمَانِ قَوْلاَنِ وَالْحِسَابُ - حَقُّ وَمَا فِى حَقِّ ارْتِـيَابُ
Terjemah Aceh :
- Dan tsabit pada (pengembalian) zaman itu dua pendapat. Dan bermula Hisab/perhitungan itu pasti, dan tidak tsabit pada kebenaran itu keraguan.
Terjemah Umum :
- Pada pengembalian zaman ada dua pendapat, perhitungan amalan itu pasti, dan tidaklah pada kepastian terjadi keraguan.
Penjelasan :
- Masalah pengembalian zaman yang pernah kita lalui di dunia, ini juga berlaku dua pendapat ulama.
Pertama tetap dikembalikan supaya manusia dapat menyaksikan semua perbuatannya di dunia yang baik atau yang buruk.
Kedua tidak dikembalikan lagi zaman di dunia ke negeri akhirat, karena tiada mungkin berkumpul masa yang telah lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Mengenai hisab nanti di akhirat itu adalah urusan yang pasti, dan tidaklah pada sesuatu yang pasti itu terjadi khilaf.
Baca sebelumnya : Nadham 91-95
Baca lanjutannya : Nadham 101-105
Post a Comment for "Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 96-100"