menuj Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi Bayan | Pembahasan Asal Isti'arah, Hal 25-26, Cetakan Haramain (Part 13) - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi Bayan | Pembahasan Asal Isti'arah, Hal 25-26, Cetakan Haramain (Part 13)


 فصل اصل الاستعارة) التصريحية والمكنية واصل الشئ ما بنى الشئ عليه (التشبيه) خبر قوله اصل فالاصل متفرعة عنه لانه اذا حذف منه) اى من التشبيه(ما عدا المشبه به) بان حذف المشبه والادة والوجه نحو رأيت أسدا (صار استعارة تصريحية

(Ini suatu Fasal, asal isti'arah) baik tasrihiyah dan makniyah, dan asal sesuatu adalah barang yang diletakkan sesuatu yang lain diatasnya (adalah Tasybih) lafad tasybih ini adalah khabar dari mubtada aslu, maka asal isti'arah adalah bersumber dari tasybih

(Karena apabila telah dibuang darinya) tasybih (sesuatu selain musyabbah bih) yaitu dibuang musyabbah, adat dan wajah syabah, contohnya رأيت اسدا "aku lihat seekor singa" (maka menjadi isti'arah tashrihiyah) 

 واذا حذف ما عدا المشبه) بان حذف المشبه به والوجه والادة نحو اظفار المنية نشبت بفلان (صار استعارة بالكناية على ما تقدم) من اعتبار العلاقة والقرينة وذكر لازم المشبه به فى المكنية (ولكن لا يسمى حينئذ) اى حين صار استعارة (تشبيها اذ مبنى الاستعارة) اى لان الاستعارة مبنية بعد اعتبار التشبيه (على تناسى التشبيه) اى على كون التشبيه صار نسيا منسيا بادعاء ان المشبه صار من جنس المشبه به 

(Dan apabila dibuang sesuatu selain musyabbah) yaitu dibuang musyabbah bih, wajah syabah dan adat tasybih, contohnya : اظفار المنية نشبت بفلان "kuku kematian menerkam si fulan" (maka menjadi isti'arah bil kinayah/makniah berdasarkan atas apa yang telah tertera pada pembahasan terdahulu) yaitu memperhitungkan 'alaqah, qarinah dan menyebutkan lawazim musyabbah bih pada isti'arah makniyah (namun tasybih tersebut tidak dinamakan saat itu) ketika menjadi isti'arah (sebagai tasybih, karena isti'arah terbina) artinya karena isti'arah terbina sesudah memperhitungkan tasybih (diatas melupakan tasybih) artinya keadaan tasybih menjadi terlupakan, dengan sebab mengklaim bahwa musyabbah telah menjadi bagian dari jenis musyabbah bih. 

ولهذا صح التعجب فى قامت تظللنى من الشمس نفس أعز علىّ من نفسى قامت ومن عجب شمس تظللنى من الشمس والنهى عنه فى قوله لا تعجبوا من بلى غلالته قد زر ازراره على القمر فلو لا أنه ادعى أن ذلك الغلام الجميل من افراد الشمس الحقيقة لما كان تعجبه معنى اذ لا عجب فى كون انسان جميل الصورة يظلل غيره ولو لا انه ادعى ان محبوبه من افراد القمر حقيقة لما كان النهى عن التعجب معنى اذ الغلالة انما يسرع اليها البالى بسبب ملابسة القمر الحقيقى لا بسبب ملاسبة انسان كالقمر فى الحسن

Karena ini (mengklaim musyabbah adalah bagian musyabbah bih) bolehlah terjadi keheranan pada contoh :

قامت تظللنى من الشمس نفس أعز علىّ من نفسى قامت ومن عجب شمس تظللنى من الشمس 

"Berdirilah satu jiwa yang lebih megah dariku, yang menaungiku dari matahari, dan termasuk dari keheranan adalah matahari yang dapat menaungiku dari matahari"

Dan bolehlah terjadi larangan dari keheranan pada contoh :

لا تعجبوا من بلى غلالته قد زر ازراره على القمر

"Jangan engkau haran orang yang rusak pakaiannya, dimana ia telah menjemur kainnya di sinaran bulan"

Maka jikalau bukan ia mengklaim bahwa laki-laki yang elok itu bagian dari matahari yang sesungguhnya, sungguh tidak terjadi keheranan pada makna, karena tidak terjadi keheranan pada keadaan laki-laki yang elok dapat menaungi orang lain dari teriknya matahari.

Dan juga jikalau bukan ia mengklaim bahwa kekasihnya adalah bagian dari bulan yang sesunggunya, maka sungguh tidak terjadi larangan keheranan secara makna, karena pada dasarnya pakaian itu cepat rusak dengan sebab terkena sinar bulan, bukan karena seseorang yang disamakan seperti bulan dari segi keelokan.

Baca Sebelumnya : Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi Bayan Part 12

Baca Lanjutannya : Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi Bayan Part 14 (Tamat) 

Link Lengkap : Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan

Post a Comment for "Terjemahan Kitab Tuhfatul Ikhwan Fi Ilmi Bayan | Pembahasan Asal Isti'arah, Hal 25-26, Cetakan Haramain (Part 13)"