menuj Katanya Syaithan Dibelenggu di Bulan Ramadhan, Tapi Kenapa Masih Ada Maksiat? - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Katanya Syaithan Dibelenggu di Bulan Ramadhan, Tapi Kenapa Masih Ada Maksiat?


Pertanyaan :

Assalamualaikum.. 

Kenapa masih ada orang yang melakukan maksiat, padahal disebutkan jin itu di belenggu? 

Jawaban :

Waalaikumsalam.. 

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Bari menukil pertanyaan ini sekaligus jawabannya dari Imam Al-Qurthubi dimana Imam Al-Qurthubi mengunggulkan pemaknaan hadis ini secara zahir (artinya syaithan memang benar-benar dibelenggu, bukan kinayah).

وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك

فالجواب أنها إنما تغل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وهم المردة لا كلهم كما تقدم في بعض الروايات أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره اذ لا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية وقال غيره في تصفيد الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصية

Imam Al-Qurthubi menyampaikan ada 3 jawaban yang dimungkinkan untuk menjawab pertanyaan ini;

1. Syaithan hanya dikekang dari menggoda orang-orang yang berpuasa dengan benar, yang memelihara segala syarat dan adabnya. 

2. Syaithan yang dibelenggu hanya sebagian saja, yaitu Al-Maradah, bukan semuanya sebagaimana yang termaktub dalam sebagian riwayat hadis.

3. Maksud dibelenggunya syaithan adalah berkurangnya maksiat di bulan Ramadhan dan ini perkara mahsus (dapat disaksikan), dimana terjadinya kejahatan dan maksiat di bulan Ramadhan lebih sedikit dibandingkan dengan selain Ramadhan. Karena tidak menjadi keniscayaan jika semua syaithan dibelenggu bahwa kejahatan dan maksiat tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan ada penyebab lain selain syaithan yang mendorong terjadinya maksiat seperti hawa nafsu yang jelek, kebiasaan buruk, dan syaithan dari kalangan manusia. 

Ibnu Hajar Al Asqalani menyampaikan bahwa sebagian dari ulama berpendapat bahwa dibelenggunya syaithan di bulan Ramadhan merupakan isyarat kepada tidak diterimanya alasan mukallaf. Seakan dikatakan kepada mereka, "Syaithan sudah dibelenggu untuk tidak dapat menggodamu, maka jangan cari-cari alasan untuk meninggalkan amal kebaikan atau untuk mengerjakan maksiat (di bulan Ramadhan)".

(Dari Kitab Fathul Bari)

Post a Comment for "Katanya Syaithan Dibelenggu di Bulan Ramadhan, Tapi Kenapa Masih Ada Maksiat? "