menuj Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 31-32 - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 31-32


Nadham 31-32

حَيٌ عَلِيْمٌ قَادِرٌ مُرِيْدٌ  سَمِعْ بَصِيْرٌ مَا يَشَا يُرِيْدُ

مُتَكَلِّمٌ ثُمَّ صِفَات الذَّاتِ  لَيْسَتْ بِغَيْرِ اَوْ بِعَيْنِ الذَّاتِ

Terjemah Versi Aceh :

1. Dan pada sekira-kira wajib baginya Allah oleh Hayah (hidup), maka bermula dianya Allah itu Hayyun yaitu yang Hidup dan yang kuasa dan yang berkehendak dan yang mendengar dan yang melihat, bermula barang-yang mengiradah ianya Allah itu niscaya mengekehendaki ianya Allah.

2. Dan pada sekira wajib baginya Allah itu kalam maka bermula dianya Allah itu Mutakallim, yaitu yang Berbicara ianya allah - kemudian bermula sifat zat itu tidak ianya sifat zat dengan selain zat atau tidak ianya sifat zat dengan diri zat.

Terjemah Umum :

1. Sifat selanjutnya yang wajib bagi Allah adalah sifat Mutakallim (berbicara), 'Alimun (mengetahui), Qadirun (berkuasa), Muridun (merencana), Sami'un (mendengar) dan Bashirun (melihat), dan sesuatu yang dikehendaki itu sudah diiradah oleh Allah.

2. Sifat selanjutnya yang wajib bagi Allah adalah Mutakallimum (berbicara), dan sifat Zat bukan selain zat, juga bukan diri zat.

Penjelasan :

Pada nadham ini mushannif ingin menjelaskan kepada kita mengenai sifat Ma'nawiyah, yaitu sifat yang terkandung sifat ma'ani didalamnya.

Sifat itu adalah حَىٌّ (yang hidup), عَلِيْمٌ (yang mengetahui), مُرِيْدٌ (yang berencana), سَمِيْعٌ (yang mendengar), بَصِيْرٌ (yang melihat), مُتَكَلّمٌ (yang berbicara) ini semua adalah sifat Ma'ani.

Kemudian pada nadham ما يشا يريد maksudnya sesuatu yang Allah kehendaki itu pasti sudah Allah Iradah, misal seseorang memiliki kekayaan, jadi kehendak Allah kepada orang tsb dalam memiliki kekayaan itu sudah diiradah oleh Allah.

Selanjutnya mengenai sifat zat itu bukan selain zat dan bukan juga diri zat, maksudnya sifat yang ada apada zat itu bukan hal lain dari zat itu, juga bukan zat itu sendiri, seperti contoh Allah memliki sifat حَىٌّ (yang hidup) sifat ini ada pada zat namun ia bukan zat, jika kita katakan ia adalah zat maka akan bersatu antara Sifat dan Zat, dan itu tidak dibenarkan dalam pendapat Imam Asy'ari.

Baca lanjutannya : Nadham 33-34

Post a Comment for "Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 31-32"