menuj Jika Pelaku Maksiat Kembali Kepada Allah Dengan Tulus, Disampaikan oleh Syaikh Ramadhan Al Buthy - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jika Pelaku Maksiat Kembali Kepada Allah Dengan Tulus, Disampaikan oleh Syaikh Ramadhan Al Buthy


Jika pelaku maksiat kembali kepada Allah dengan tulus, dan bertaubat dengan taubat yang dengannya dia mampu menghadirkan rasa penyesalan atas dosa yang telah ia perbuat, dan tekad untuk tidak kembali melakukaknnya, maka taubatnya diterima.

Meskipun kemudian nafsunya kembali mendorongnya mengulangi dosa itu, dan kembali mengulangi maksiat tersebut atau melakukan maksiat lain.

Hal itu jika taubatnya merupakan hasil dari penyesalan yang sungguh-sungguh, dan merupakan buah dari tekad untuk tidak mengulangi maksiat ini selamanya. 

Dian bertaubat dengan taubat seperti ini, tapi kemudian nafsu amarah menguasai dirinya dan tidak dapat membebasakan diri dari kuasanya, sehingga diapun kembali melakukan maksiat.

Dalam kondisi ini, Allah Swt berfirman, bukan saya yang mengatakan, bahkan bukan Rasulullah yang bersabda, Allah Swt memfirmankan bahwa taubat keduanya inipun diterima oleh Allah dengan tulus.

Jika kali ketiga dia melakukan maksiat itu lagi, tapi dia bertaubat dengan tulus dan tekad untuk tidak untuk tidak melakukan maksiat itu, maka taubat yang ketiga ini pun diterima, dan seterusya demiakian.

Baik, dari mana kita bisa memahami ini??, yaitu dari Firman Allah, Allah Swt berfirman 

"Dan Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertaqwa pada tempat yang tidak jauh" (Qaf:31)

"Ini dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang senantiasa bertaubat dan memelihara (dirinya)" (Qaf: 32)

Manusia yang telah bermaksiat kepada Allah satu kali, kemudian dia bertaubat, lalu dia mampu menguasai nafsu amarahya, sehingga tidak pernah kembali melakukan maksiat itu, apakah kita bisa menyebutnya Rajja' (yang banyak /yang sering kembali?, Tidak!, Melainkan kita menyebutnya Raji' (yang kembali), Kembali satu kali kemudian selesai

Di samping itu, Nabi Muhammad Al Mushtafa menguatkan hal itu di dalam hadist Qudsi yang masyhur lagi shahih, di dalamnya Nabi Al Mushtafa bersabda seraya menuqil dari Tuhannya, Allah Swt:

"Hambaku telah melaukukan suatu dosa, lalu hamba itu berkata "Tuhanku aku telah berbuat dosa, ampuni aku, Allah swt berfirman "Hambaku mengetahui bahwa dia memiliki tuhan yang maha mengampuni dosa dan maha membalas atasnya"

Tuhan yang maha Mengampuni dosa dan Maha Membalas atanya "Maka sungguh aku telah mengampuninya", kemudian dia melakukan dosa lagi dosa yang sama atau dosa yang lain "Lalu hamba itu berkata lagi "Tuhanku aku telah berbuat dosa, Ampuni aku" Allah swt berfirman "Hambaku mengetahui bahwa dia memiliki tuhan yang maha mengampuni dosa dan maha membalas atanya"

"Maka aku telah mengampunya" kemudian dia melakukan dosa yang ketiga kalinya, Lalu hamba itu berkata lagi "Tuhanku aku telah berbuat dosa, Ampuni aku" "Hambaku mengetahui bahwa dia memiliki tuhan yang maha mengampuni dosa dan maha membalas atasnya" "Maka berbuatlah hamba-Ku apa yang dia kehendaknya, sungguh aku telah mengampuninya"

Perhatikan baik baik, jangan sampainkalian memahami hadist ini bertentangan dengan makna yang sebenarnya, Yakni dia tulus dalam taubatnya, seraya bertekad untuk tidak melakukan maksiat, tapi nafsu amarahnya selalu mendorong pada keburukan menyeretnya untuk kembali bermaksiat, dan dia tidak berdaya untuk melepaskan diri dari nafsunya, tapi dia benar benar tulus dalam taubatnya.

Maka sesering dia melakukan taubat yang tulus, kemudian nafsunya kembali menguasainya, kemudian dia bertaubat lagi dengan taubat yang tulus, kemudian nafsunya kembali lagi menguasainya lagi, sesering apapun dia mengulang, maka Allah tetap akan mengampuniya.

Sumber: Hidayah Channel (YouTube)

Post a Comment for "Jika Pelaku Maksiat Kembali Kepada Allah Dengan Tulus, Disampaikan oleh Syaikh Ramadhan Al Buthy "