Adakah Perbedaan Diantara Na'at dan Sifat? | Simak Ulasan Berikut Ini..!!

Dalam bidang ilmu nahwu ada satu pembahasan yang sering kita sebut dengan na'at, atau dikenal juga dengan sifat, namun yang sering dipakai dalam mengi'rabkan suatu lafadh dalam metode i'rab Aceh adalah kata-kata sifat, misalnya contoh :

جَاءَ زَيْدٌ فَاضِلٌ

"Datanglah si Zaid yang mempunyai kelebihan"

Kata-kata  فَاضِلٌ ini merupakan sifat dan mausufnya adalah زَيْدٌ dalam metode i'rab Aceh biasanya disebutkan, "Ja_a fi'il madhi dibina diatas fatah tidak ada mahal bagi i'rab, tugasnya merafa'kan fa'il dan menasabkan maf'ul, Zaidun jatuh sebagai fa'il, hukum fa'il marfuk, tanda rafa' dhummah yang dhahir pada akhirnya, karena isim mufrad, faadhilun disifat pada zaidun, hukum sifat diikut maushuf disifat diatas marfu' maka marfu', alamat rafa' dhummah yang dhahir pada akhirnya, karena isim mufrad"

Maka dalam masalah ini ada dua nama yang dipakai pada satu kosa kata, namun adakah diantara na'at dan sifat ini terdapat kesamaan atau justru terdapat perbedaan?

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan diantara naat dan sifat menurut mayoritas ulama Nahwu, namun menurut selain mereka na'at dan sifat ini memiliki perbedaan dimana mereka mengatakan bahwa na'at adalah sesuatu yang bisa hilang dari tempatnya, seperti warna yang bersifat 'aridhi (bukan warna dasar) dan tidak berstatus alamiyah pada makhluk, sedangkan sifat adalah sesuatu yang tidak akan hilang kecuali sudah hilang tempat sesuatu tersebut, seperti warna kulit seseorang, dan sifat ini berstatus alamiyah.

Referensi :

Kawakibud Durriyah, Halaman 213 Juz II, Cetakan Haramain. 

ولا فرق بينهما عند النحاة واما عند غيرهم فقيل النعت ما بمكن زواله عن محله كاللون العارض وعدم العلمية فى المخلوق والصفة ما لا يزول الا بزوال محله كاللون الخلقى والعالمية

Share :