menuj Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 27-28 - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 27-28


Nadham 27-28

وَقُدْرَةٌ اِرَادَةٌ وَغَايَرَتْ - اَمْرًا وَعِلْمًا وَالرِّضَا كَمَا ثَبَتْ

وَعِلْمُهُ وَلَا يُقَالُ مُكْتَسَبْ - فَاتْبَعْ سَبِيْلَ الحَقِّ واطْرَحِ الرِّيَبْ

Terjemah Versi Aceh :

1. Dan bermula yang wajib baginya Allah ta'ala itu Qudrah (kuasa) dan Iradah (kehendak) dan berbeda ianya Iradah akan perintah dan akan ilmu dan akan ridha sebagaimana barang yang telah sebut ianya barang.

2. Dan bermula yang wajib baginya Allah itu ilmunya Allah, dan jangan dikatakan akannya ilmu akan yang usahakan akannya ilmu, maka ikuti olehmu akan jalan yang benar, dan buang olehmu akan keraguan.

Terjemah Umum :

1. Selanjutnya yang wajib bagi Allah adalah Qudrah, dan Iradah, namun sifat iradah ini berbeda dengan amrun (perintah), juga berbeda dengan ilmu, dan ridha, sebagaimana yang telah sebut.

2. Selanjutnya yang wajib bagi Allah adalah Ilmu, dan ilmu yang ada pada manusia ini bukan hasil usahanya sendiri, maka ikutilah jalan kebenaran dan hilangkan keraguan.

Penjelasan:

Setelah pengarang selesai menjelaskan tentang Sifat Nafsiyah dan Salbiyah pada Nadham terdahulu, sekarang pengarang akan menjelaskan kepada kita tentang sifat Ma'ani yang berjumlah 7 sifat, yaitu:

Sifat Qudrah (sifat yang ketujuh) defenisi sifat Qudrah secara bahasa adalah kuasa, sedangkan definisinya pada uruf adalah sifat yang ada pada Azali yang dapat mengadakan sesuatu yang mungkin dan meniadakannya sesuai dengan idarahnya Allah.

Selanjutnya sifat kedelapan yang wajib bagi Allah adalah Iradah (berkehendak), defenisi iradah pada uruf adalah satu sifat yang qadim untuk menentukan sesuatu yang mungkin

Sifat Iradah Allah berbeda dengan perintah, maksudnya iradah bukan diri perintah, dalam artian tidak mesti bersatu antara Iradah dengan Perintah, seperti halnya perbuatan maksiat, Allah mengiradah maksiat itu, namun Allah tidak memerintahkan untuk melakukannya

Kemudian Iradah berbeda dengan Ilmu, maksudnya Iradah bukan diri ilmu, karena Ilmu berkaitan dengan Wajib, Mustahil dan harus, Sedangkan Iradah hanya berkaitan dengan yang harus.

Dan juga Iradah berbeda dengan Ridha, maksudnya iradah tidak mesti bersatu dengan Ridha, karena terkadang Allah mengiradah sesuatu, namun tidak meridhakannya, seperti Allah mengiradah kafir pada seseorang, namun Allah tidak meridhakannya. Sebagaimana yang telah sebut dengan dalil.

Kemudian Sifat yang kesembilan yang wajib bagi Allah adalah Ilmu, yaitu satu sifat yang ada pada Azali yang ta'luk (berkaitan) bagi yang wajib, mustahil dan yang harus.

Kemudian tidak boleh di i'tiqadkan bahwa ilmu yang ada pada Allah itu hasil dari usaha Allah, tetapi ilmu yang ada pada Allah itu ada qadim yang sudah ada, maka ikuti pendapat yang benar, dan buanglah pendapat yang ragu-ragu..

Baca lanjutannya : Nadham 29-30

Post a Comment for "Terjemahan Kitab Matan Jauharah Tauhid, Nadham 27-28"