menuj Makna Syukur Yang Sebenarnya | Syaikh Said Ramadhan Al Buthi - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Makna Syukur Yang Sebenarnya | Syaikh Said Ramadhan Al Buthi


Apa arti dari kata "Syukur"? Banyak orang mengira bahwa syukur adalah istilah untuk kebiasaan yang di praktekkan oleh manusia melalui kata pada saat pertemuan dan acara-acara insidental. 

Maksudnya disaat seseorang bertanya kepada temannya, "apa kabar" kemudian dia mengucap "Alhamdulillah" maka dia sudah di anggap telah bersyukur, mereka mengira bahwa makna syukur adalah dengan manusia mengucapkan kata-kata yang sudah menjadi kebiasaan manusia seperti kata-kata ''Alhamdulillah" dan "saya bersyukur"

Ya, mereka menganggap dengan begitu telah bersyukur kepada Allah Swt, ini adalah pemahaman yang salah dan sangat berbahaya, dan ini bukanlah syukur

Allah subhana wata'ala berfirman dalam Surah Saba' ayat 13

وَقَلِيْلٌ مِنْ عِبَادِى الشَّكُوْرُ

"Dan sedikit dari hambaku yang bersyukur"

Jika kata-kata tadi dibenarkan, maka seharusnya orang-orang yang bersyukur itu banyak, bahkan orang kafir sekalipun, misalkan dia lalai dan berkata "saya bersukur kepada Allah, misalnya orang bertanya kepadanya "apa kabar" lalu dia (orang kafir) menjawab "Alhamdulillah" saya bersyukur kepada Allah, ini kebiasaan yang di maklumi, dan ini bukan syukur.

Jadi apa sebenarnya makna syukur yang sebenarnya di dalam terminologi Al-Qur'an, ketika kita mendapati istilah ini berulan-ulang di dalam firman Allah Swt?

Syukur, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Syaikh Junaid, beliau berkata "ketika aku kecil saat sedang bermain, guruku Syaikh Sirri As-Saqathi berkata kepadaku "apa itu syukur?" beliau mengajaknya untuk berdiskusi

Maka Syaikh Junaid berkata "Syukur adalah tidak bermaksiat dengan kenikmatan dari Allah" inilah makna syukur

Jadi syukur nikmat adalah memanfaatkan segala kenikmatan yang Allah berikan kepadamu untuk hal-hal yang menjadikannya ridha. jika anda melakukan ini maka anda adalah orang yang bersyukur.

Meskipun anda tidak mengucapkan secara lisan "alhamdulillah" saya bersyukur kepada Allah, dan lain sebagainya, karena syukur adalah dengan perilaku, bukan dengan klaim.

Kalimat "saya bersyukur kepada Allah" adalah pernyataan, bisa bohong dan juga benar, lalu apa yang memastikan klaim anda itu benar atau bohong? yaitu adalah perilaku anda.

Jadi jika anda menggunakan kenikmatan-kenikmatan Allah Swt untuk hal-hal yang menjadikannya ridha, maka anda adalah orang yang bersyukur.

Sumber: Hidayah Channel (YouTube)

Post a Comment for "Makna Syukur Yang Sebenarnya | Syaikh Said Ramadhan Al Buthi"