Terjemahan Kitab Minhatul Mughits | Hadist Shahih Lizatih (Part 6)
هو ما اتصل اسناده بنقل العدل الضابط ضبطا تاما عن مثله الى منتهى السند من غير شذوذ ولا علة قادحة
(Hadist Hasan Lizatih)
Hadist Shahih Lizatih adalah hadits yang bersambung sanadnya dengan cara mengutib oleh orang yang adil lagi dhabith (dapat menjaga) yaitu dhabith sempurna, dari misilnya (orang lain) hingga akhir sanad tanpa ada syad dan tidak ada 'ilat qadihah.
وما اتصل اسناده هو ما سلم اسناده من سقوط راو فى اثنائه بحيث يكون كل من رجاله سمعه من شيخه فخرج الحديث المعلق والمعضل والمرسل والمنقطع اذ لا اتصال فيها
Hadist yang bersambung sanadnya adalah hadits yang sejahtera sanadnya dari gugur seorang perawi pada pertengahan sekira kira para perawi mendengar berita gugur tersebut dari guru guru-gurunya, maka tidak termasuk hadits mu'allaq, mua'addhal, mursal dan munqathi', karena pada hadist-hadist ini tidak bersambung sanad.
والمراد بالعدل عدل الرواية وهو المسلم البالغ العاقل السالم من ارتكاب كبيرة او اصرار على صغيرة ومما يخل بالمروئة كالاكل فى السوق والمشى حافيا او عارى الرأس فخرج الفاسق والمجهول عينا او حالا لانتفاء العدالة
Maksud dengan adil adalah adil riwayat, yaitu orang Islam, baligh, berakal, tidak melakukan dosa besar dan tidak berkekalan dengan dosa kecil, tidak terdapat sesuatu yang mempengaruhi wibawa seperti makan di kede, berjalan tidak memakai sendal atau tidak menutup kepala, maka tidak termasuk orang fasiq dan orang yang tidak diketahui dirinya atau keadaannya karena tidak ada keadilan.
والمراد بالضابط الضابط صدرا بان يثبت ما سمعه فى ذهنه بحيث يتمكن من استحضاره متى شاء او كتابا بان يصونه عنده منذ سمع فيه وصححه الى ان يئدى منه وهذا فى اول الامر والا فالعبرة الان بما اجتمعت عليه النسخ المصححة فخرج المغفل كثير الخطأ وان عرف بالصدق والعدالة لفقد الضبط
Maksud dengan orang yang mendhabith (menjaga) adalah yang mendhabith dalam dada yaitu dapat menyebut sesuatu yang di dengarnya yang ada dalam zihinnya (kepalanya) sekira-kira mungkin menghadirkan hafalannya kapan saja dikehendakinha, ataupun mendhabith dalam tulisan yaitu menjaganya semenjak mendengarnya dan mensahihkan (menjaga kebenaran) hingga ia menunaikan kepada lain, ini ada pada permulaan urusan (masa awal) sedangkan yang diperkirakan sekarang adalah kitab-kitab yang sudah terkumpul redaksi-redaksi yang yang sudah di tashih (sudah terjamin kebenarannya), maka tidak termasuk hadits mughaffal yaitu hadist yang memiliki banyak kesalahan walaupun dikenal orang sebagai hadits yang benar juga adil, karena tidak ada dhabith.
والضبط التام هو ما لا يختل فلا يقال فى صاحبه انه يضبط تارة ولا يضبط اخرى فخرج الحسن لذاته لان الضبط فيه ليس تاما وتناول قولنا عن مثله الى منتهى السند الحديث المرفوع والموقوف والمقطوع
Dhabit yang sempurna adalah hadits yang tidak memiliki cacat, maka tidak ada orang yang mengatakan, seseorang itu mendhabith pada satu waktu dan tidak mendhabith pada waktu yang lain, maka tidak termasuk hadist Hasan Liatin, karena dhabith padanya bukan dhabith tam (sempurna), dan dari perkataan عن مثله الى منتهى السند mencakup hadist marfu', mauquf dan maqthu'.
واما الشذوذ فهو مخالفة الثقة الجماعة الثقات بزيادة او نقص فى السند او فى المتن
Adapun Syadz adalah menyalahi satu orang terpercaya dengan beberapa orang terpercaya lainnya, dengan sebab lebih, kurang lada sanad atau pada matan.
واما العلة القادحة فهى ما تعرض للحديث المقبول بحسب الظاهر بالتأمل فى طرق الحديث كأن يكون مرسلا او منقطعا فيروى متصلا مثال الصحيح لذاته ما رواه البخارى من طريق الاعرج عن ابى هريرة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لولا ان اشق عل امتى لامرتهم بالسواك عند كل صلاة
Adapun 'ilat qadihah adalah sesuatu yang terdapat pada hadits maqbul dengan sekira-kira dhahir dengan berfikir pada jalur hadist, seperti bahwa hadits itu merupakan mursal atau mungqathi' maka diriwayatkan dalam bentuk hadits muttashil
Contoh hadits shahih lizatih adalah hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhari dari jalur A'raj dari Abi Hurairah, sesunggunya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata : "Jikalau bukan karena berat diatas ummatku, sungguh aku perintahkan kepada ummatku untuk bersiwak setiap waktu shalat".
Baca sebelumnya : Part 5
Baca Lanjutannya : Part 7
Link Lengkap : Terjemahan Minhatul Mughits
Post a Comment for "Terjemahan Kitab Minhatul Mughits | Hadist Shahih Lizatih (Part 6) "