menuj Pegertian Tashghir dalam Ilmu Nahwu - Pena Teungku //
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pegertian Tashghir dalam Ilmu Nahwu


Bagi santri yang fokus dalam ilmu Nahwu, tentunya Tasghir ini tidak asing lagi, karena banyak kita perdapatkan kalimat yang sudah di tasghir dalam redaksi-redaksi kitab

Lantas bagaimanakah sebenarnya yang disebut dengan Tasghir?

Tasghir adalah "Di dhummahkan huruf yang petama dari sebuah Isim, kemudian difatahkan huruf keduanya, dan dilebihkan Ya yang berbaris sukun setelah huruf kedua tersebut, huruf Ya tersebut dinamakan Ya Tasghir.

Contohnya seperti قَلَمٌ, دِرْهَمٌ, عُصْفُورٌ, kalimat ini kalo di Tasghir menjadi قُلَيْمٌ, دُرَيْهِمٌ, عُصَيْفِيْرٌ.

Isim yang terdapat Ya Tasghir di sebut kalimat مُصْغَر (kalimat yang di tashghir).

Dan syarat dari Tashghir adalah haru isim mu'rab yang menerima Tashghir, maka dengan demikian tidak boleh untuk mentashghirkan Fi'il, dan Huruf.

Tapi pernah kita jumpai contoh Fi'il Ta'ajjub yang sudah di Tashghir, seperti contoh

مَا أُحَيْلَاه, وَمَا أُمَيْلَحه

Ini Syad (jarang terjadi), maka tidak anggap ada, dalam artian statement yang mengatakan tidak ada Tashghir pada Fi'il itu masih benar.

Dan tidak boleh juga ditashghirkan Isim yang mabni, bila pun ada di Tashghir pada isim yang mabni itu Syad, seperti yang barusan tadi

Seperti Tashghir yang ada pada sebagian isim maushul dan isim isyarah, seperti :

الَّذِى, الَّتِى, ذُو, تَا

Ada ulama nahwu yang mentashghir kalimat ini menjadi 

اللُذَيَّا, اللُّتَيَّا, ذُيَّا, تُيَّا

Tashghir ini juga Syad, maka tidak di anggap.

Dan tidak boleh ditashghir kalimat yang tidak menerima Tashghir, seperti 

كَبِيْرِ, عَظِيْمٍ, جَسِيْمٍ

Dan tidak ditashghir kalimat الكُمَيْت karena bentuk lafadh tashghir.

Dan juga tidak ditashghir kalimat مُبَيْطِرٌ dan مُهَيْمِنٌ, karena kedua lafadh ini serupa dengan lafadh Tashghir.

(Kitab Jami'ud Durus, halaman 242, cetakan Bairut Libanun) 

Post a Comment for "Pegertian Tashghir dalam Ilmu Nahwu"